Follow us:

Pintu-Pintu Kebaikan

Kemampuan setiap orang dalam melakukan amal kebaikan sangat beragam. Boleh jadi seseorang mampu melakukan kebaikan melalui satu pintu, tapi tidak bisa melalui pintu yang lain.

Karena itu, Allah Ta’ala membuka sebanyak mungkin pintu-pintu kebaikan supaya manusia terus berada dalam kehidupan yang baik.

Di setiap sendi kehidupan kita terdapat banyak terdapat pintu kebaikan, baik dalam kehidupan individu, keluarga, maupun masyarakat. Dalam tubuh kita pun terbuka lebar untuk melakukan kebaikan, seperti dari hati, lisan, dan anggota badan kita.

Pintu-pintu kebaikan tersebut termasuk bagian dari rahmat Allah Ta’ala yang diberikan kepada manusia.

Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Setiap anggota badan manusia diwajibkan bersedekah setiap harinya selama matahari masih terbit. Kamu mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah, perkataan yang baik adalah sedekah, setiap langkah kakimu menuju tempat shalat juga dihitung sedekah, dan menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah.” (HR Muslim nomor 1667).

Imam Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sedekah di sini adalah sedekah yang dianjurkan, bukan sedekah wajib. Ibnu Bathal dalam Syarah Shahih al-Bukhari menjelaskan bahwa manusia dianjurkan senantiasa menggunakan anggota tubuhnya untuk kebaikan.

Hal ini sebagai bentuk rasa syukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Ta’ala.
Sesungguhnya kebaikan yang kita lakukan adalah manifestasi keimanan, sekecil apa pun kebaikan itu. Sebab, wilayah keimanan mencakup segala sesuatu yang besar dan juga yang kecil. Cabangnya pun tidak sedikit.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Iman itu ada 70 atau 60 cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang keimanan” (HR Muslim nomor 51).

Karena itu, seyogianya bagi seorang muslim untuk bersegera melakukan kebaikan, sekecil apa pun kebaikan tersebut. Karena dengan konsistensi (istiqamah) dalam melakukan kebaikan walaupun kecil akan memantik ampunan dan rahmat dari Allah Ta’ala.

Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling konsisten meskipun sedikit. (HR Bukhari nomor 6464).

Allah Ta’ala juga telah memerintahkan para hamba-Nya untuk senantiasa menjemput ampunan dan rahmat-Nya dengan memperbanyak amal kebajikan.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (QS Ali Imran: 133-134).

Komitmen untuk melakukan kebaikan tersebut dapat dimulai dengan niat yang baik. Niat yang baik inilah yang akan senantiasa mengantarkan seseorang berada dalam jalur kebaikan.

Seorang ulama Ahmad bin Hanbal pernah mengatakan, “Berniatlah untuk melakukan kebaikan karena sesungguhnya engkau akan senantiasa berada dalam kebaikan selama meniatkan diri untuk melakukan kebaikan.”

Dalam kondisi apa pun tidaklah menjadi penghalang bagi kita untuk mengetuk pintu kebaikan. Sebab, di setiap keadaan yang terjadi kita selalu terdapat peluang untuk melakukan kebaikan.

Hal ini semua bergantung pada niat dan tekad kita dalam mengejar peluang-peluang kebaikan tersebut. Wallahu A’lam. (UYR/Republika)

Share This:

Leave Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright 2023, All Rights Reserved