Arab Saudi Kritik KTT Islam Kuala Lumpur
DARUSSALAM.ID, Riyadh – Para pemimpin negara-negara Muslim, termasuk Turki dan Iran, berkumpul di Malaysia pada Rabu (18/12/2019) untuk membahas masalah penderitaan umat Islam di seluruh dunia. Arab Saudi mengkritik pertemuan yang dikenal dengan KTT Islam Kuala Lumpur itu.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan dalam sebuah resepsi makan malam bahwa KTT Kuala Lumpur bertujuan “melakukan sesuatu” untuk memperbaiki kehidupan umat Islam dan mengatasi fenomena Islamofobia di dunia.
“Kita perlu menemukan cara untuk mengatasi kekurangan kita dan ketergantungan kita pada non-Muslim untuk melindungi diri kita dari musuh-musuh Islam,” kata Mahathir, yang kini berusia 94 tahun.
KTT yang akan berlangsung empat hari itu mungkin juga membicarakan kemarahan yang meningkat atas penahanan Muslim Uighur di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang, yang tidak diragukan lagi akan membuat Beijing marah.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, yang merupakan salah satu pendorong utama KTT dengan Mahathir dan Erdogan, membuat keputusan pada menit terakhir untuk tidak hadir.
Para pejabat Pakistan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengatakan bahwa Khan menarik diri setelah ditekan oleh Arab Saudi, sekutu terdekat negaranya. Meskipun, laporan media mengatakan, mengutip pernyataan para pejabat yang juga membantah adanya tekanan dari Saudi itu, bahwa ini adalah alasan untuk tidak mewakili negara Islam terbesar kedua di dunia.
KTT juga akan dihadiri Presiden Iran Hassan Rouhani, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani. Kedua negara itu merupakan musuh Arab Saudi.
Arab Saudi mengatakan KTT itu bukan forum yang tepat untuk mengangkat masalah yang mengkhawatirkan 1,75 miliar Muslim di dunia. Tetapi beberapa analis percaya bahwa kerajaan itu takut akan isolasi diplomatik pada KTT dari lawan-lawannya di kawasan itu, terutama dari Iran, Qatar dan Turki.
Kantor berita resmi Saudi (SPA) menyebutkan bahwa Raja Salman dan Mahathir pada Selasa bertelepon. Salaman menekankan kepada koleganya itu bahwa masalah ini harus dibahas melalui OKI yang berbasis di Jeddah.
Sebuah sumber Saudi mengatakan bahwa Kerajaan telah menerima undangan untuk hadir tetapi tidak akan hadir, kecuali KTT diadakan di bawah naungan OKI.(Hud/Kiblat.net)
Copyright 2023, All Rights Reserved
Leave Your Comments