Di Tengah Pandemi Covid-19, Israel Masih Tembaki Warga Palestina
DARUSSALAM.ID, Kafal Harres – Pasukan Israel secara fatal menembak seorang warga sipil Palestina pada hari Kamis (09/07/2020), demikian menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Pihak kementerian tidak memberikan rincian tentang korban, tetapi mengabarkan bahwa seorang warga sipil tewas oleh pasukan Israel setelah ditembak di leher di Kafal Harres, sebuah desa di selatan Nablus dan dekat kota Salfit.
Sementara Gubernur provinsi Salfit, Abdullah Kamil mengidentifikasi korban sebagai Ibrahim Mustafa Abu Yaacoub dan berusia 29 tahun.
Setelah ditembak, Yaacoub dibawa ke rumah sakit pemerintah Salfit, di mana ia dinyatakan meninggal.
Pihak militer Israel mengatakan pihaknya merespons dengan tembakan ketika dua penyerang melemparkan bom molotov.
Namun Kamil mengatakan bahwa Yaacoub hanya keluar berjalan dengan teman-temannya ketika dia ditembak.
Pembunuhan Yaacoub terjadi setelah sejumlah penembakan yang dilakukan pasukan Israel, termasuk Iyad al-Halak, seorang pria Palestina autis usia 32 tahun.
Ahmad Erekat, warga sipil Palestina lainnya ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel dalam perjalanan menjemput ibu dan saudara perempuannya untuk acara pernikahan.
Warga Palestina telah membandingkan antara kematian Halak dan orang Afrika-Amerika George Floyd, setelah seorang petugas polisi di Minneapolis menekan lutut ke leher Floyd sambil menahannya pada 25 Mei lalu, hanya beberapa hari sebelum kematian Halak di tangan polisi Israel.
Orang Israel jarang diadili karena membunuh warga Palestina, dan jika terbukti bersalah biasanya menerima hukuman yang ringan.
Menanggapi rangkaian pembunuhan tersebut, Kamil pun menyerukan persatuan dan solidaritas perlawanan terhadap rencana pendudukan Israel.
“Ini adalah kejahatan tercela lainnya dalam rantai kejahatan yang dilakukan pasukan pendudukan terhadap orang-orang kami di mana-mana,” kata Kamil, seperti dilansir Jaringan Berita Quds Palestina.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah melewatkan tenggat waktu 1 Juli yang ia tetapkan sendiri untuk mulai mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki, karena pembicaraan dengan AS belum memberikan hasil.
Pekan lalu, mitra koalisi Netanyahu-Benny Gantz mengatakan kepada utusan AS bahwa aneksasi harus menunggu sementara karena Israel masih berurusan dengan lonjakan kasus Covid-19.(HUD/Kiblat.net)
Copyright 2023, All Rights Reserved
Leave Your Comments