Ini 7 Keistimewaan Sayyidah Khadijah, Istri Pertama yang Paling Dicintai Nabi
Di balik Nabi yang agung ada sosok istri yang mulia, istilah ini tepat ditujukan untuk Sayyidah Khadijah. Ia adalah wanita istimewa yang tak dapat dipisahkan dari perjalanan hidup Nabi Muhammad. Sebagai istri Rasulullah, Khadijah senantiasa mendukung dakwah Islam secara lahir dan batin. Selain itu, Khadijah juga memiliki sejumlah keistimewaan, di antaranya adalah sebagaimana berikut:
1. Wanita Terbaik di Zamannya
Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad, Sayyidah Khadijah sudah dikenal sebagai wanita tangguh yang cukup disegani di kalangan masyarakat Makkah. Khadijah juga disebut sebagai pemimpin wanita Quraisy, memiliki kecantikan, kekayaan, kemuliaan dan nasab yang terhormat. Semua keistimewaan ini menarik perhatian bangsa Quraisy. Karakter yang jauh lebih penting, Khadijah mampu menjaga kehormatan dan harga dirinya. Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan:
لانها كانت تدعى فى الجاهلية بالطاهرة لشدة عفافها وصياتها
“Di masa Jahiliyah, Khadijah disebut ath-Thâhirah (wanita suci) karena dia sangat ketat dalam menjaga kehormatan dirinya.” (Syekh Nawawi Al-Bantani, Madarijus Su’ud, [Semarang, Karya Toha Putra: t.t], halaman 30)
2. Ibu dari Putra-Putri Nabi
Khadijah adalah ibu dari semua putra-putri Nabi Muhammad, kecuali Ibrahim yang lahir di Madinah dan ibunya adalah Maria Al-Qibtiyah. Anak-anak Nabi Muhammad dari Khadijah adalah Al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah. Saat Nabi masih hidup, hanya putri bungsu beliau (Fatimah) yang tidak wafat.
Sebelumnya, ketika Al-Qasim dan Abdullah meninggal dunia, Al-‘Ash bin Wa’il menyebut Nabi sebagai “abtar” (terputus keturunannya). Maka Allah menurunkan surat Al-Kautsar sebagai jawaban atas celaan tersebut. (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah [Beirut, Maktabah Al-Ma’arif: 1412 H] juz V, halaman 306-307)
3. Orang Pertama yang Beriman
Beberapa tahun setelah menikah, Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah kepada umat manusia. Saat itu, tantangan dakwah begitu berat dan Khadijah tampil sebagai orang pertama yang beriman kepada Allah, ia membenarkan semua ajaran yang disampaikan Nabi. Imam Ibnu Katsir mengungkapkan,
كَانَتْ خَدِيجَةُ أَوَّلَ مَنْ آمَنَ باللَّه ورسوله وصدق بماجاء به
“Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta membenarkan apa yang dibawa oleh beliau.” (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, juz III, halaman 24)
4. Tidak Dimadu
Nabi Muhammad begitu menyayangi istrinya, Sayyidah Khadijah. Hal ini terbukti selama Khadijah masih hidup, Nabi tidak pernah menikah dengan wanita lain sehingga ia tidak pernah dimadu. Khadijah mendampingi Rasulullah selama 25 tahun tanpa dimadu, sebuah keistimewaan yang tidak dimiliki oleh istri-istri lainnya. Kecintaan Nabi pada Khadijah nyaris membuat Aisyah cemburu dan mengatakan, seolah di dunia ini hanya ada satu wanita, yaitu Khadijah. (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, juz III, halaman 128)
Menurut Ibnu Katsir, semua istri Nabi memiliki keistimewaan masing-masing, adapun keutamaan Khadijah terletak pada cinta Nabi Muhammad yang begitu besar kepadanya. Selain itu, Nabi tidak menikahi wanita lain selama Khadijah masih hidup merupakan bentuk penghormatan kepadanya sekaligus pengakuan atas keutamaannya sebagai muslimah pertama yang masuk Islam. (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, juz III, halaman 129)
5. Mendapat Salam dari Allah
Pengorbanan Khadijah begitu besar dalam memberikan dukungan terhadap perjuangan Nabi. Ia senantiasa mendampingi serta mengorbankan diri dan hartanya demi memudahkan dakwah Islam. Atas ketulusannya itu, Allah memberikan apresiasi dengan mengirimkan salam kepadanya melalui Malaikat Jibril. Imam Ibnul Qayyim mengungkapkan,
وَأَرْسَلَ اللَّهُ إِلَيْهَا السَّلَامَ مَعَ جِبْرِيلَ، وَهَذِهِ خَاصَّةٌ لَا تُعْرَفُ لِامْرَأَةٍ سِوَاهَا
“Allah mengirim salam kepadanya (Khadijah) melalui Jibril, dan ini merupakan keistimewaan yang tidak diberikan kepada wanita lain.” (Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Zadul Ma’ad [Beirut, Muassasah Ar-Risalah: 1998] juz I, halaman 102)
6. Mendapat Rumah di Surga
Selain memberikan salam, Allah juga memberi kabar gembira kepada Khadijah berupa rumah indah di surga yang terbuat dari qashab, yaitu mutiara yang sangat indah. Dalam sebuah hadits disebutkan,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ أَتَى جِبْرِيلُ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ، فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي، وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ، لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ
“Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Malaikat Jibril datang kepada Nabi ﷺ lalu berkata, Ini Khadijah telah datang, bersamanya ada sebuah wadah berisi lauk, atau makanan, atau minuman. Maka apabila ia datang kepadamu, sampaikanlah salam dari Rabb-nya dan dariku kepadanya, serta kabarkan kepadanya bahwa ia akan mendapatkan sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara dan di dalamnya tidak ada kebisingan dan tidak ada keletihan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mengutip keterangan As-Suhaili, Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Khadijah mendapatkan tempat istimewa tersebut karena menjadi orang pertama yang beriman. Selain itu, ia juga tidak pernah merepotkan Nabi di sepanjang hidupnya dan tidak pernah meninggikan suaranya di atas Nabi. (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, juz III, halaman 127)
7. Wanita Terbaik di Surga
Tidak hanya di dunia, di akhirat pun Khadijah memiliki keistimewaan dengan menjadi wanita terbaik penghuni surga yang diikuti oleh Fatimah binti Rasulillah, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,
أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ : خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ، وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ، وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ
“Wanita terbaik penghuni surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam putri Imran, dan Asiyah binti Muzahim (istri Fir’aun).” (HR Ahmad)
Demikian sejumlah keistimewaan Sayyidah Khadijah yang menggambarkan sosoknya sebagai istri Nabi, sahabat, dan wanita mulia penghuni surga. Perjalanan hidupnya bisa menjadi teladan, terutama bagi muslimah, dalam meneguhkan keimanan, kesetiaan, ketulusan serta pengorbanan dalam mendukung kebaikan dan menegakkan ajaran Islam. Walahu a’lam. (UYR/Kemenag)
Copyright 2023, All Rights Reserved
Leave Your Comments