Follow us:

Keutamaan Berjalan Kaki ke Masjid

Suatu ketika, ada seorang laki-laki yang paling jauh tempat tinggalnya dari masjid. Meski jauh dari masjid, ia tidak pernah ketinggalan shalat berjamaah.

Lalu, ada orang yang berkata kepadanya, “Alangkah baiknya kamu membeli seekor keledai sebagai tunggangan kamu di malam yang gelap atau di siang yang terik.”

Laki-laki itu menjawab, “Aku tidak suka tinggal dekat dengan masjid, karena aku ingin supaya setiap langkahku pergi dan pulang dari masjid ditulis Allah pahalanya bagiku.”

Mengetahui hal itu, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Allah mengumpulkan pahala semuanya itu untuk kamu.” (HR Muslim).

Kisah dalam hadis di atas telah memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita tentang keutamaan berjalan ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah. Seseorang yang telah memahami keutamaan itu akan bersemangat dan istiqamah berjalan ke masjid meskipun tanpa naik kendaraan.

Seorang muslim yang berjalan ke masjid untuk shalat berjamaah, ditulis pahala dan dihapus dosa setiap langkahnya seperti dinyatakan dalam hadits  riwayat Ahmad. Serta, sebagai bukti bahwa ia adalah orang baik (beriman) sebagaimana ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Tirmidzi. Pun ia akan mendapatkan keutamaan-keutamaan lainnya.

Pertama, keutamaan mendapatkan tambahan bonus berupa cahaya penerang pada hari kiamat kelak. “Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju masjid-masjid, bahwa ia akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud, dan Tirmidzi).

Kedua, keutamaan menunggu shalat. Seorang muslim yang menunggu-nunggu waktu shalat akan ditulis sebagai bagian dari shalat.

“Salah seorang di antara kalian dianggap terus menerus di dalam shalat selama ia menunggu shalat di mana shalat tersebut menahannya untuk pulang. Tidak ada yang menahannya untuk pulang ke keluarganya kecuali shalat.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketiga, keutamaan shalat berjamaah. Seorang muslim yang cerdas dalam beramal akan berupaya melaksanakan shalat secara berjamaah –shalat sendirian atau berjamaah sama- sama akan menghabiskan waktu yang sama– berhak mendapat pahala yang berlipat. “Shalat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian.(HR Bukhari dan Muslim).

Keempat, keutamaan i’tikaf. Seorang muslim yang berdiam diri di masjid meskipun beberapa waktu akan bernilai i’tikaf jika berniat untuk beri’tikaf. “Sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. (QS. Al-Baqarah [2]: 187).

Seorang muslim yang beri’tikaf di masjid menjadi bagian dari orang-orang yang memakmurkan masjid. Hanya orang yang beriman yang mau memakmurkan masjid.

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah [9]: 18).

Kelima, keutamaan menuntut ilmu. Seorang muslim yang menghadiri majelis ilmu maka akan dimudahkan baginya jalan untuk masuk surga. Jika masuk surga saja mudah, maka untuk mendapatkan fasilitas di dunia akan lebih mudah.

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.(HR Muslim).

Keenam, keutamaan silaturahim. Seorang muslim yang berkunjung ke rumah saudara muslim membutuhkan waktu yang lama dan hanya akan bisa berkunjung beberapa saudaranya. Dengan datang ke masjid bertemu saudara muslim maka seseorang mendapatkan keutamaan bersilaturrahmi.

“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (HR Bukhari).

Ketujuh, keutamaan berjabat tangan. Seorang muslim yang rajin ke masjid akan banyak bertemu dengan seorang muslim lainnya. Dengan pertemuan tersebut seseorang akan dengan mudah untuk mendapatkan keutamaan berjabat tangan sehingga dihapuskan dosa-dosanya.

“Tidaklah dua Muslim itu bertemu lantas berjabat tangan melainkan akan diampuni dosa di antara keduanya sebelum berpisah.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Kedelapan, keutamaan tersenyum. Seorang muslim yang rajin ke masjid akan bertemu banyak saudara muslim. Ia berpeluang mendapatkan pahala sedekah hanya dengan tersenyum kepada saudara muslim.

“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban). Semoga Allah Ta’ala meringankan langkah-langkah kaum muslimin agar istiqamah berjalan ke masjid untuk shalat berjamaah dan melaksanakan aktivitas ibadah lainnya sehingga layak mendapatkan banyak keutamaan yang dijanjikan. (UYR/Republika)

Share This:

Leave Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright 2023, All Rights Reserved