Manusia Lupa Dengan Keluarganya Pada Hari Kiamat
Saat kiamat terjadi, manusia panik mencari pertolongan. Saat itu, manusia sibuk mencari siapa yang dapat menolongnya sehingga dalam keadaan itu mereka tak lagi memikirkan lainnya bahkan keluarganya sekalipun. Hal itu disebabkan seluruh pikiran hanya tertuju pada penyelamatan diri dari bencana yang sangat menakutkan, sehingga lupa pada orang tua, saudara, istri, dan anak-anak.
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ ٣٤ وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ ٣٥ وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ ٣٦ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ ٣٧ (عبس)
Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (Alquran surat ‘Abasa 34-37).
Juga firman-Nya:
وَلَا يَسْـَٔلُ حَمِيْمٌ حَمِيْمًاۚ ١٠
Artinya: Dan tidak ada seorang teman karib pun menanyakan temannya. (Alquran surat al-Ma‘arij ayat 10).
Bahkan dalam keadaan itu, seorang bapak pun tak lagi peduli dengan anaknya.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖۖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَّالِدِهٖ شَيْـًٔاۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ ٣٣
Artinya: Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu terpedaya oleh penipu dalam (menaati) Allah. (Alquran surat Luqman ayat 33).
Maka seluruh manusia pun digiring ke Padang Mahsyar. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Padang mahsyar adalah satu tempat yang lapang dan bersih hingga tak ada sedikitpun kotoran di tempat itu. Maka seluruh manusia berkumpul di Mahsyar. Allah berfirman:
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْاَرْضُ غَيْرَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوٰتُ وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
Artinya: (yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (Alquran surat Ibrahim ayat 48).
Di Padang Mahsyar
Ada riwayat yang menyebutkan bahwa ketika di Padang Mahsyar manusia tidak mengenakan pakaian sehelai pun. Kendati demikian mereka tak mementingkan di sekelilingnya karena rasa takut.
Selain itu di Padang Mahsyar pun manusia berbeda-beda keadaan, ada yang berjalan dengan wajahnya yang diseret-seret, ada yang naik kendaraan, ada juga yang berjalan kaki. Pada riwayat lain disebutkan ketika itu jarak matahari sangat dekat kepada manusia. Sehingga ada sebagian manusia yang mandi keringat akibat panasnya.
Manusia pun berbondong-bondong berupaya mencari nabi-nabi untuk meminta syafaat. Mereka mendatangi nabi Adam dan nabi-nabi yang lain, tetapi tak satupun mau memberikan syafaat. Saat itu, Rasulullah SAW menyeru umatnya yakni yang beriman. Merekalah yang mendapat syafaat dari Rasulullah pada hari pertimbangan (yaumul Mizan).
Namun demikian dalam sejumlah riwayat dijelaskan Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Karena itu hendaknya untuk senantiasa meningkatkan keimanan serta memperbanyak amal saleh. Selain itu berdoa kepada Allah SWT agar mendapatkan keamanan saat hari ancaman yakni hari kiamat. Berikut doanya:
اللَّهُمَّ يَاذَا الْحَبْل اَلشَّدِيدُ وَالْأَمْر الرَّشِيدُ ، أسْأَلُكَ الْأَمْنَ يَوْمَ الْوَعِيدِ ، وَالْجَنَّةَ يَوْمَ الْخُلُودِ ، مَعَ الْمُقَرَّبِينَ الشُّهُودِ ، الرُّكَّع السُّجُودُ ، الْمُوفِّينَ بِالْعُهُودِ ، إنَّكَ رَحِيمٌ وَدُودٌ ، وَأَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيدُ ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالْعِزِّ وَقَالَ بِهِ ، سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ الْمَجْدَ وَتَكَرَّمَ بِهِ ، سُبْحَانَ الَّذِي لَا يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ إِلَّا لَهُ ، سُبْحَانَ ذِي الْفَضْلِ وَالنِّعَمِ ، سُبْحَانَ ذِي الْقُدْرَةِ وَالْكَرَمِ ، سُبْحَانَ الَّذِي أَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ بِعِلْمِهِ.
Allahumma ya dzal Habil syadid, wal Amri Rosyid, asalukal Amna yauma wa’id, wal jannata yauma khulud, ma’al muqorrobina Syuhud, Ar ruka i sujud, Al mufiyna bil ‘uhud. Innaka rohimul wadud, wa anta tafalu ma turis, Subhana ladzi ta’athofa bil ‘izza wa qola bihi, Subhanaladzi labisal majda watakarroma bihi. Subhana Dil Fadhli wan niam. Subhana dzil qudrati wal karom, Subhana ladzi ahsho kulla syaiin bi’ilmihi.
Artinya : Ya Allah, yang memiliki tali yang sangat kuat, dan yang memiliki perkara yang benar, aku memohon keamanan-Mu pada hari adanya ancaman (kiamat), aku memohon pada-Mu surga saat menghadapi hari kelanggengan (mati). Bersama malaikat mukarabin yang menyaksikan kebesaran Allah. Bersama orang-orang yang ahli ruku dan sujud, yang senantiasa memenuhi janji-janjinya. Maha suci Allah yang memiliki sifat kemuliaan. Dan Allah berbuat dengan kemuliaannya itu. Maha suci Allah yang memakai sifat keagungan dan Allah menjadi mulia dengan keagungan itu. Maha suci Allah, yang mana tak patut tasbih kecuali hanya pada Allah. Maha suci Allah Yang mempunyai keutamaan dan kenikmatan. Maha suci Allah dzat yang memiliki sifat kuasa dan sifat dermawan. Maha suci Allah yang menghitung segala sesuatu dengan ilmunya.
Doa ini sebagaimana dikutip dalam kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al Ghazali halaman 96-97 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut. Doa ini sejatinya menjadi rangkaian panjang doa i’tikaf di masjid terutama dibaca setelah melaksanakan qobliyah. (UYR/Republika)
Copyright 2023, All Rights Reserved
Leave Your Comments