Mempersatukan Umat Dengan Alquran dan As Sunnah
الحمد لله الذي أمرنا بالاتحاد والاعتصام بحبل الله المتين. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لاشريك له، إياه نعبد وإياه نستعين، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، أشرف الرسل وسيد الأنبياء والمرسلين. اللهم صل وسلم على هذا النبي الكريم، نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد،
أوصيكم وإياي نفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. قال الله تعالى:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (آل عمران :102) وقال أيضا:
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً
Jama’ah jum’at Rahimakumullah
Kita bersyukur kepada Allah Ta’ala pada jum’at di bulan Shafar 1436 Hijriyah ini, kita diberikan kesehatan oleh Allah Ta’ala, serta umur dan usia yang sampai ini masih kita nikmati. Semoga nikmat usia dan sehat ini terus bisa kita manfaatkan untuk beribadah kepada Allah dan mempelajari islam, sehingga agama dan aqidah kita terselamatkan di zaman modern dan global yang begitu dahsyat tantangannya. Begitu banyak ma’shiyat, syubhat dan syahwat yang merusak aqidah dan kehidupan beragama manusia.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah atas qudwah dan teladan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam serta para sahabatnya, keluarganya dan kita semua yang selalu istiqamah dan konsisten terhadap islam, konsisten terhadap alquran dan as sunnah sampai kita bertemu Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dalam khutbah jum’at yang singkat ini, saya ingin menyampaikan kepada diri sendiri dan jama’ah semuanya tentang sebuah firman Allah Ta’ala yang menyatakan bahwa persatuan umat adalah wajib hukumnya.
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ{103}
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Ali Imran: 103)
Para ahli tafsir mengatakan bahwa “tali Allah” adalah islam, dan islam itu adalah alquran dan as sunnah. Dan jangan pernah bercerai berai, memisahkan diri dari Jama’ah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Kenapa?? Saat ini kita menyaksikan bahwa hampir seluruh negara islam bergolak, hampir seluruh musuh islam siap menghancurkan umat ini. Kita belum selesai dan terus menghadapi musuh abadi umat ini yaitu zionisme internasional, kristenisasi dan seterusnya. Muncul ideologi-ideologi dan paham-paham yang sangat merusak umat, yaitu ideology Syi’ah, Liberalisme, Pluralisme dan sebagainya.
Pada khutbah kali ini, mari kita melihat sebuah agama yang disebut dengan New Majusi Persia (Syi’ah), bagaimana mereka keluar dari pemahaman yang shahih terhadap islam, bagaimana mereka merusak agama dan umat, bagaimana mereka merusak dan menghancurkan sebuah bangsa.
Belum lama Khatib pulang dari beberapa Negara di Timur Tengah, setelah Syiria penduduk Syi’ah yang kurang lebih 5%, yang sebelumnya Irak penduduk syi’ahnya kurang lebih 3%, Lebanon dan seterusnya. Dan terbaru adalah Yaman, yang jumlah pemeluk syi’ahnya adalah 2% diwakili oleh syi’ah zaidiyah, Hautisyah dan sebagainya, tetapi kemudian pergolakan syi’ah ini menguasai negara-ngara tersebut walaupun mereka minoritas. Syi’ah Yaman yang hanya 2% tapi sekarang mnguasai 80% Yaman, mereka bekerjasama dengan musuh Allah untuk menghancurkan persatuan umat Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Tentunya kita memikirkan negeri Indonesia ini, pemeluk syi’ah sekitar 2,5 Juta. Dan kita tidak akan mau mengalami apa yang dialami oleh saudara kita di Syiria dimana mereka dibantai siang dan malam, pengungsi Syiria kurang lebih 30juta berada di negeri lain. Irak bergolak, dan yang membunuh mereka tidak lain adalah kaum syi’ah Rafidhah.
Sejarah membuktikan bahwa terjadinya pembunuhan dari abad 2 Hijriyah sampai saat ini dilakukan oleh yang disebut dengan penyelewengan Syi’ah terhadap islam. Para Ulama’ dan khususnya MUI telah memfatwakan bahwa syi’ah bukan dari ajaran islam. Kenapa?? Karena ada 10 hal berbeda terkait keyakinan Syi’ah dan Aqidah Umat islam. Yaitu:
Pertama, rukun islam mereka ada sepuluh
Kedua, rukun iman mereka juga berbeda dengan umat islam. Salah satu rukun iman Syi’ah adalah meyakini Imamah dan Al Walayah (kepemimpinan Imam), syahadat, shalat dan adzannya juga berbeda, Alquran juga berbeda, keyakinannya terhadap Rasulullah juga berbeda.
Ketiga, Umat islam meyakini bahwa Rasulullah adalah ma’shum (terjaga dari kesalahan dan dosa), tetapi syi’ah meyakini sebagaimana yang ditulis oleh Al Kulaini dalam bukunya Ushul Al Kafi, bahwa yang ma’shum adalah para imam yang duabelas dan bahkan imam duabelas ini mengetahui hal ghaib.
Keempat, Syiah mengklaim bahwa dunia dan akhirat diciptakan untuk para Imam dan siapa yang tidak beriman kepada imam, maka mereka tidak akan masuk surga.
Kelima, Menghina dan mengkafirkan mayoritas para sahabat yang terdahulu masuk islam. Seperti mengkafirkan Abu Bakar, Umar dan Utsman serta tidak menganggap Umul Mukminin ‘Aisyah dan Hafshah sebagai Ahlulbait. Padahal Allah Ta’ala telah menjamin mereka masuk surga.
Keenam, Kitab alquran syi’ah berbeda dengan alquran umat islam. Dalam kitab Al-Kafi I/239 disebutkan, “Mushaf Fatimah itu ada dan tebalnya tiga kali lipat Al Qur’an yang ada, dan di dalamnya tidak ada satu huruf pun yang sama dengan Al Qur’an.
Menurut Syi’ah, “sebenarnya jumlah ayat Al-Quran adalah 17,000 ayat. Tidak seorangpun yang dapat menghafalnya kecuali Ali dan keturunannya. Namun demikian ulama Syiah mengizinkan untuk mempelajari Al-Quran sekarang menjelang munculnya yang asli itu. (Lihat Al-Kaafy Minal Ushul)
Ketujuh, Syi’ah menolak semua hadits nabi Shallallahu Alaihi Wasallam yang bersumber dari para sahabat. Mereka hanya menerima riwayat dari para imam. Selain riwayat dari duabelas imam, mereka tidak akan menerima hadits. Bahkan mereka menyamakan para seperti Abu Hurairah Radhiallahu ANhu dengan Paulus dan sebagainya.
Kedelapan, Syi’ah mengklaim adanya reinkarnasi dalam kehidupan. Sebagaimana yang diyakini oleh agama Budha, Majusi, Zaratusta, Paganisme, Yahudi dan seterusnya.
Kesembilan, Syi’ah meyakini Taqiyyah. Kesesatan akidah Syiah lainnya adalah adanya Aqidah Taqiyyah, yakni suatu perkataan dan perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta dan kehormatan.
Taqiyyah maknanya berbohong, tipu muslihat, berpura-pura, talam dua muka. Sifat At-Taqiyyah ini menjadi suatu kemestian ke atas penganut ajaran syiah.
Ke-sepuluh, Syi’ah juga meyakini halalnya nikah Mut’ah bahkan menggolongkan perbuatan tersebut sebagai salah satu bentuk ibadah.
Banyak sekali ajaran syi’ah yang bertentangan dengan islam. Oleh karenanya, umat ini harus hati-hati dan harus mengetahui agamanya. Karena kaum syi’ah, liberalism dan orientalis barat menghantam islam lewat kebodohan kita terhadap agama kita. Sebab itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”. (Hadits Shahih Lighairihi, HR. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah)
Kaum syi’ah, mu’tazilah, khawarij menafsirkan ayat dan hadits nabi berdasarkan syubhat dan syahwat. Inilah yang disebut oleh Allah dalam ayat-Nya,
…. فَأَمَّا الَّذِينَ في قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاء الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاء تَأْوِيلِهِ …..
…. adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya…. (Ali Imran: 7)
Mereka mengikuti hal syubhat untuk memunculkan fitnah, paradigma keliru terhadap ajaran islam. Contohnya adalah ketika menafsirkan ayat,
كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (الحشر: 16)
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (Al Hasyr: 16)
Ayat ini dipahami oleh para syi’ah bahwa yang dimaksud “syaitan” disini adalah sahabat Umar Radhiallahu Anhu. Hal ini merupakan penghinaan kepada sahabat Umar, mereka menafsirkan alquran dengan pemahaman yang dangkal. Demikian juga mereka memahami fakta sejarah menurut syahwat dan syubhat yang mereka lakukan. Misalnya, diantara isteri yang paling dicintai oleh Rasulullah adalah Aisyah Radhiallahu Anha sehingga ketika beliau sakit, beliau dirawat oleh Aisyah dan meninggal di pangkuan Aisyah Radhiallahu Anha. Namun, orang-orang syi’ah menuduh bahwa Rasulullah meninggal sebab dibunuh oleh istri beliau yaitu Aisyah Radhiallahu Anhu. Na’udzu billahi min dzalik.
Bagaimana syubhat yang dihiasi oleh syaitan menjadi agama mereka. Menjadi keyakinan karena kebodohan terhadap fakta sejarah. Ketika Rasulullah sakit, beliau ingin mengajarkan sesuatu kepada para sahabat.
Kedangkalan ilmu tentang islam bisa menyebabkan seseorang sesat dari jalan Allah bahkan bisa keluar dari islam. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah mengabarkan bahwa umat ini akan terpecah-pecah,
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِيْ الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِيْ النَّارِ، قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ هُمْ؟ قَالَ: الْجَمَاعَةُ.
Dari ‘Auf bin Malik Radhiallahu Anhu ia berkata: “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, satu (golongan) masuk Surga dan yang 70 (tujuh puluh) di Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang 71 (tujuh puluh satu) golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, yang satu di Surga, dan yang 72 (tujuh puluh dua) golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, “Al-Jama’ah”. (HR. Ibnu Majah)
Hadits ini kiranya memberikan peringatan bagi kita untuk selalu berpegang teguh kepada alquran dan as sunnah serta petunjuk para sahabat. Semoga khutbah ini dapat bermanfaat dan menjadikan kita lebih berhati-hati untuk bermuamalah dengan orang-orang bodoh terhadap islam yang berfatwa sesuai hawa nafsu dan pengetahuannya yang dangkal terhadap ajaran islam.
بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ.
Oleh:Ustadz. DR. Khairan
(Hud/Darussalam.id)
Copyright 2023, All Rights Reserved
Leave Your Comments