Penyakit Tersembunyi yang Sangat Berbahaya Bagi Umat Manusia
Salah satu penyakit serius yang menimpa hati, menggelapkan dan meredupkan cahayanya yaitu penyakit yang membuat hati mengerut dan pikiran kacau balau sehingga korbannya dijauhkan dari dengan segala hal yang baik dan disibukkan segala hal yang buruk, jahat, dan busuk.
Penyakit ini memasuki gunung-gunung niat baik ketika mereka seputih salju lalu mereka meleleh akibat apinya yang dahsyat. Airnya mengalir dalam arus deras yang hitam, mencabut semua tanaman iman dari akar-akarnya, hingga pusaran hati menjadi jurang keimanan yang tak berdasar, di mana Anda tidak melihat adanya kebengkokan atau kematian di dalamnya. Tahukah apa penyakitnya? Itu adalah penyakit iri hati, alias hasad.
Berapa banyak orang yang menjadi korban dari penyakit yang mengerikan ini? Berapa banyak yang selamat? Berapa banyak yang dapat dihitung dengan jari telapak tangan?
Tetapi jika Allah SWT menerangi hati dan memberinya wawasan yang melebihi cahaya penglihatannya, penyakit berbahaya ini tidak akan sampai ke dalam hatinya.
Dan jika setan menyerangnya dengan tipu dayanya dan ingin membuat kedengkian itu menguasai jiwanya, ia akan mengingat dan berpikir, dan ia akan mengulangi apa yang telah dilakukan oleh Nabi Musa ‘alaihis salaam:
قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰٓ إِنَّكَ لَغَوِىٌّ مُّبِينٌ
“…Musa berkata kepadanya: “Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata (kesesatannya).” (QS. al-Qashash: 18)
Iri hati tidak mungkin ada di dalam hati yang memiliki keimanan tinggi. Ia berbeda sesuai dengan kondisinya memiliki beragam bentuk. Ada yang dari sisi perkara membuat orang iri, sebagiannya adalah demi perkara duniawi, dan sebagiannya lagi adalah untuk kebaikan agama. Orang yang iri karena perkara duniawi jauh lebih banyak ketimbang iri perkara perkara ukhrawi.
Adapun yang pertama, maka ia tidak akan masuk ke dalam hati orang yang menganggap rendah dunia dan memperlakukannya menggunakan intiusi tajam dan memperlakukannya dengan penuh kesadaran akan peringatan Allah SWT.
Sedangkan ada mereka yang rakus dengan kenikmatan dan gemerlap materi, biasanya tidak ingin seseorang pun mendahului penguasaannya. Maka dia akan telihat sangat terobsesi dan ambisius.
Ini sebagaimana yang menimpa Qarun. Dia tidak peduli apakah manusia kelaparan di sekitarnya. Gemerlap duniawi telah menggelapkan mata hatinya. Oleh karena itu, Allah SWT memperingatkan kita akan bahayanya.
وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ ٱلرِّيَٰحُ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ مُّقْتَدِرًا
ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱلْبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
Artinya: “Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS al-Kahfi: 45-46).
Adapun dengki dalam urusan agama, maka itu juga termasuk tipu daya setan, bahkan setan lebih gencar menghasut dalam perkara ini ketimbang hasutan terhadap duniawi. Ada dua target yaitu menghinakan seseorang dan menjatuhkan martabatnya.
Jika seorang hamba amal dan kedudukannya membuat berbanggi diri, maka dia tidak akan rela jika ada orang yang tidak memiliki kelebihan darinya dalam hal tersebut melebihi dirinya atau diprasangkakan orang itu sama dengannya dalam banyak hal.
Jika ia mendapati orang tersebut mengunggulinya dalam suatu hal, atau orang-orang memujinya dalam sesuatu yang tidak dimilikinya, maka akan timbul rasa iri hati, oleh karena itu, kita dapati bahwa ghibah (mengadu domba) tidak akan pernah habis-habisnya.
كلام الأقران يُطوَى ولا يُروَى
“Ucapan rekan itu ditampung bukan untuk diceritakan.”
Alasan kedengkian mereka adalah karena mereka melihat satu sama lain sebagai orang yang sama, jadi bagaimana mereka bisa mendahuluinya dalam hal ini?
Iblis memiliki cara untuk memutarbalikkan isu-isu ini hingga mencapai tujuannya, yaitu mengalihkan perhatian orang-orang yang berilmu, berakhlak mulia dan beragama satu sama lain dari hal-hal yang seharusnya mereka lakukan.
Ini seperti memberi nasihat dan petunjuk, mengajari yang jahil, mengingatkan yang lalai, membantu yang benar, membantu yang zalim, berdebat dengan yang keras kepala, dan mendebat orang-orang yang sombong.
Dengki kepada teman sebaya memiliki dampak yang paling ringan adalah orang yang dengki tidak menerima pendapat dan ketekunan korbannya dalam suatu masalah keilmuan atau menjadi keras dan kasar dalam menanggapinya, atau menjadi keras dan kasar pada tempat yang tidak tepat, dan yang paling berat adalah mengeluarkan kata-kata yang mengerikan di telinga dan menambah rasa sakit hati seorang mukmin dengan menyebut-nyebutnya.
Di antaranya adalah mengkafirkan orang yang tidak kafir, bid’ah, menuduh orang lain berbuat bid’ah, mencemarkan nama baik, dan jika kita cermati, maka akan kita dapati berbagai macam bentuknya, akan tetapi hal itu sering terjadi pada orang-orang yang memiliki hawa nafsu dan penyakit hati.
Sudah sepantasnya seorang mukmin berprasangka baik kepada saudara-saudaranya, selalu mengingatkan dirinya dan mengingat kekurangan dan kelemahan diri sendiri. Juga penting untuk mempersipakan pintu maaf yang selebar-lebarnya untuk orang lain.
Allah SWT akan mengganjar tindakan orang-orang bersih hatinya ini dari kekhawatiran dan ketakutan kelak pada hari kebangkitan.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (UYR/Republika)
Copyright 2023, All Rights Reserved
Leave Your Comments