PERINGATAN SEBELUM TERJADINYA PETAKA
Oleh: Ustadz Hanung Al Hamnat, Lc.
PERINGATAN SEBELUM TERJADINYA PETAKA
Allah Ta’ala berfirman,
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ{68}
“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)”. (Al Qashash: 68)
Salah satu yang ditetapkan Allah Ta’ala adalah jumlah bulan dalam setahun yaitu sebanyak 12 bulan. Namun aliran Syi’ah Baha’iyyah meyakini bahwa setiap satu tahun ada 19 bulan dan setiap satu bulan ada 19 hari. Keyakinan ini bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Baha’iyyah merupakan satu aliran yang dibangun dan dipelopori oleh Mirza Husein Ali Nuri. Ia adalah anak dari Mirza Abbas Nuri yang lahir pada tahun 1233 H di Tehran. Keluarganya berasal dari kampung yang terletak di bukit kecil bernama Takar di Mazandaran (Utara Iran). Setelah menamatkan pendidikan dasarnya, seperti halnya ayahnya yang bekerja sebagai sekretaris Imam Wardi Mirza, pemerintahan Qajariah, ia juga bekerja di pengadilan dan karna suami saudara perempuannya juga adalah sekretaris konsul Rusia, dan dengan adanya urusan dan pekerjaan-pekerjaan terwujudnya hubungan dengan kedutaan-kedutaan maka ia pun banyak tahu ihwal tersebut. (Yahya Nuri, Khatamiyat-e Payâmbar-e Islâm, hal. 62-63)
Dengan muncul dan adanya huru-hara Ali Muhammad Bab, ia dan saudaranya (Yahya Shubh Azal) dan beberapa saudara lain dari keluarganya ikut bergabung dengan Bab dan ketika Bab dihukum gantung atas perintah Mirza Taqi Khan Amir Kabir di Tabriz, Yahya Shubh Ali yang 13 tahun lebih kecil dari saudaranya, terpilih sebagai pengganti Bab. Tentunya demi kemaslahatan Mirza Husein Ali juga menerima keputusan tersebut, namun tidak lama kemudian ia membelot.[2] Pertama ia mengklaim diri sebagai Mahdawiyat (sebagai Imam Mahdi); yakni seorang yang dijanjikan Bab akan muncul dan lahir.[3] Dan semakin lama klaim ini semakin menjadi. Dari klaim reinkarnasi Huseini dan reinkarnasi Isa al-Masih sampai pada klaim membawa risalah dan syari’at serta pada puncaknya ia mengklaim bahwa Allah Swt telah menyatu dan menitis dalam dirinya, dan juga klaim “ana al haikal al a’la” (aku adalah yang maha tinggi).
Ketika Nabi Ibrahim Alaihissalam selesai membangun Ka’bah kemudian 40 tahun setelahnya beliau membangun Masjidil Aqsha. Maka sebenarnya yang berhak atas Masjidil Aqsha adalah kita kaum muslimin, bukan Yahudi dan Nashrani.
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَاجِدَ اللّهِ أَن يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِهَا أُوْلَـئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَن يَدْخُلُوهَا إِلاَّ خَآئِفِينَ لهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ{114}
“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat”. (Al Baqarah: 114)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala menjelaskan bahwa tidak ada manusia yang paling zhalim di muka bumi ini, melainkan mereka yang menghalangi masjid-masjid Allah untuk disebut nama-Nya di dalam masjid tersebut. Dan termasuk juga mereka yang berusaha menghancurkan masjid.
Ayat ini juga berlaku bagi kalangan Nashrani dan Yahudi. Karena tidak ada satupun masjid yang diperebutkan oleh tiga agama besar kecuali Masjidil Aqsha.
Asy-Syaikhani (Al Bukhari dan Muslim) meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّـى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّـى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ! يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ، فَاقْتُلْهُ، إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ.
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi dan membunuh mereka sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, kemudian batu dan pohon berkata, ‘Wahai muslim! Wahai hamba Allah! Orang Yahudi ini di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia!” Kecuali gharqad, karena ia adalah pohon orang Yahudi”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Yahudi adalah musuh Allah Ta’ala, para malaikat, para nabi dan rasul, orang-orang beriman bahkan sebagian dari mereka (Yahudi) sendiri pada masa lalu hingga masa kini. Dan diantara sifat Yahudi adalah suka berdusta dan membunuh para Nabi bahkan orang-orang beriman
……. أَفَكُلَّمَا جَاءكُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقاً كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقاً تَقْتُلُونَ )البقرة: 87(
……apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?”. (Al Baqarah: 87)
Palestina/ Syam Merupakan Wilayah Yang Mempunyai Beberapa Karakteristik
1) Karakteristik Agama
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ …..
”Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya…..” (QS. Al Israa’: 1)
2) Wilayah Syam Adalah Bumi Tempat Berkumpul
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma ketika menjelaskan keluarnya api, di dalamnya diungkapkan: beliau berkata, kami bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab, “Hendaklah kalian berkumpul di Syam”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Al-Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Hakim bin Mu’awiyah al-Bahzi, dari ayahnya… (lalu beliau menuturkan hadits, dan di dalamnya ada sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
هَا هُنَا تُحْشَرَوْنَ، هَا هُنَا تُحْشَرَوْنَ، هَا هُنَا تُحْشَرَوْنَ (ثَلاَثًا)؛ رُكْبَانًا، وَمُشَاةً، وَعَلَى وُجُوْهِكُمْ.
“Di tempat inilah kalian akan dikumpulkan, di tempat inilah kalian akan dikumpulkan, di tempat inilah kalian akan dikumpulkan (sebanyak tiga kali); dengan berkendaraan, berjalan dan dengan diseret di atas wajah-wajah kalian”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah mendo’akan Syam dengan keberkahan, sebagaimana hal ini telah tetap dalam ash-Shahiih dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdo’a:
اَللّهُمَّ بَارِكَ لَنَا فِيْ شَامِنَا، اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنِا.
“Ya Allah limpahkanlah keberkahan untuk Syam kami, ya Allah limpahkanlah keberkahan untuk Yaman kami!” (Shahih Bukhari, Kitab Fitan)
Dan kelak Nabi ‘Isa Alaihissallam akan turun di akhir zaman di Syam, dan disanalah berkumpulkan kaum mukminin untuk membunuh Dajjal.
3) Karakteristik Tempat
Masjid Al-Aqsha adalah tempat suci ketiga bagi umat Islam dan merupakan satu dari tiga masjid yang direkomendasikan Nabi untuk dikunjungi. Sebab, tidak ada satu masjid-pun yang diperebutkan oleh tiga agama besar melainkan masjidil Aqsha.
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya bahwa Abu Umamah Al-Bahili meriwayatkan Nabi SAW bersabda:
“Sebuah kelompok dari umatku akan selalu menegakkan perintah Allah, tidak membahayakan mereka orang-orang yang menyalahi dan berbeda pendapat dengan mereka, sampai datang keputusan Allah atas mereka.’ Mereka bertanya,”Wahai Rasulullah, di manakah mereka?’ Nabi menjawab, ”Di Baitul Maqdis dan di sekitarnya.” (HR. Ahmad)
Sesungguhnya, sepanjang sejarah Islam dan juga masa sekarang, kebenaran yang diucapkan Nabi SAW itu telah terbukti. Pendudukan atas seluruh Palestina, tak hanya Tepi Barat atau Jalur Gaza, tidak pernah membuat kaum muslimin merasa kalah. Seperti halnya ketika kaum Salib menduduki Syam lebih lama daripada kaum Israel saat ini. Akan tetapi Allah Ta’ala terbukti telah memunculkan seorang pemimpin di antara kaum mu`min, yaitu Shalahuddin Al-Ayubi, yang tercatat dalam sejarah sebagai pembebas Palestina dari cengkeraman kaum Salib yang kafir.
4) Karakteristik Waktu
Kelak bangsa Romawi akan menyerang kaum muslimin hingga mereka berkemah di Al-A’maq, di Syam. Lalu pasukan dari Madinah akan menghadang mereka dan mereka adalah umat yang terbaik pada saat itu. Kemudian Romawi meminta umat muslim untuk menyerahkan orang-orang Romawi yang menjadi muallaf dan ingin membunuh pula orang-orang Khuz dan Kirman (atau orang-orang dari koalisi lain lawan tanding Rum pada perebutan 2 harta simpanan) yang telah menjadi muallaf yang pernah menjadi musuh dalam perang mereka yang istilahnya “pernah menawan kami”. Tetapi umat muslim tidak mau menyerahkan mereka, karena orang-orang Romawi dan Khuz dan Kirman yang muallaf itu sudah menjadi saudara kita dalam Islam.
Akhirnya mereka berperang, sepertiga dari pasukan umat Muslim lari ketakutan/kalah, Allah SWT tidak akan pernah menerima taubat mereka. Sepertiga pasukan lagi akan terbunuh dan mereka adalah syuhada terbaik di mata Allah Ta’ala, dan sepertiga terakhir akan memperoleh kemenangan. Golongan sepertiga yang akan menang ini, tidak ada fitnah yang akan menimpa mereka selamanya. Seperti digambarkan hadits dibawah ini:
“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga bangsa Romawi turun ke medan perang di suatu tempat bernama A’maq atau Dabiq, sehingga ada sekelompok pasukan dari Madinah yang keluar menghadapi mereka. Mereka adalah sebaik-baik penduduk bumi ketika itu. Dan tatkala mereka berhadapan, pasukan Romawi berkata: ‘Biarkanlah kami memerangi orang-orang yang menawan kami! ‘Kaum muslimin menjawab: ‘Tidak, demi Allah, kami tak akan membiarkan kalian memerangi saudara-saudara kami.’ Maka terjadilah peperangan antara mereka. Lalu ada sepertiga yang kalah dimana Allah tak akan mengampuni dosa mereka untuk selamanya, dan sepertiga lagi terbunuh sebagai sebaik-baik para syuhada’ di sisi Allah, dan sepertiga lagi Allah memberikan kemenangan kepada mereka.Mereka tak akan ditimpa sebuah fitnah untuk selamanya, lalu selanjutnya mereka menaklukkan kostantinopel. Dan ketika mereka sedang membagi-bagi harta rampasan perang dan tengah menggantungkan pedang-pedang mereka pada pohon zaitun, tiba-tiba setan meneriaki mereka ‘Sesungguhnya Al Masih telah muncul di tengah-tengah keluarga kalian, ‘merekapun berhamburan keluar, dan ternyata itu hanyalah kebohongan belaka. Ketika mereka mendatangi Syam, ia muncul. Dan ketika mereka sedang mempersiapkan peperangan dan sedang merapikan barisan, tiba-tiba datanglah waktu shalat, dan turunlah Nabi Isa bin Maryam Shallallahu ‘alaihi wa Salam, lalu ia mengimami mereka. Dan apabila musuh Allah (Dajjal) melihatnya, niscaya ia akan meleleh sebagaimana garam yang mencair di dalam air, meskipun seandainya saja ia membiarkannya nantinya ia juga akan meleleh lalu binasa akan tetapi Allah menginginkan ia membunuhnya dengan tangannya lalu memperlihatkan kepada mereka darahnya yang berada di ujung tombaknya”. [HR. Muslim)
Malhamah Kubra terjadi di A’maq dan Dabiq (Damaskus). Ini merupakan pertempuran terdahsyat antara Al-Mahdi (Imam Mahdi) dengan Rum, dimana mereka mengerahkan 80 bendera yang setiap bendera terdiri dari 12.000 tentara atau 960.000 prajurit. Perang Al-Malhamah Kubra terjadi selama beberapa hari berturut-turut saja, dimana 1/3 dari kaum muslimin melarikan diri dari pertempuran, yang mana dosa mereka tidak akan diampuni oleh Allah. Dan 1/3 lagi mendapatkan syahid, dan sisanya yang 1/3 akan mendapatkan kemenangan yang mana mereka tidak akan tersesat untuk selama lamanya”. (Shahih Muslim dalam Al-Fitan wa Asyrathus sa’ah 18/21-22)
Dan masih banyak karakteristik lainnya, seperti karakeristik kemiliteran dan kemanusiaan.
Diantara Karakteristik Yahudi
Dalam al-Qur’an, Allah Ta’ala telah menerangkan karakteristik yang dimiliki oleh kaum Yahudi. Diantaranya:
a) Mengenal benar siapa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, namun mereka menyembunyikan kebenaran. Dan mereka pun kafir terhadap Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan kitab suci alquran. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ آَتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui”. [QS al-Baqarah (2): 146]
وَلَمَّا جَاءهُمْ كِتَابٌ مِّنْ عِندِ اللّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُواْ مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُواْ فَلَمَّا جَاءهُم مَّا عَرَفُواْ كَفَرُواْ بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّه عَلَى الْكَافِرِينَ (البقرة: 89)
“Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la’nat Allah-lah
atas orang-orang yang ingkar itu”. (Al Baqarah: 89)
“Dan berimanlah kamu kepada apa yang Telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan Hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa”. (Al-Baqarah: 41)
b) Kedengkian dan kebencian mereka yang amat besar terhadap Islam dan umatnya. Allah Ta’ala berfirman:
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik”. (Al-Maidah: 82)
c) Suka mengadu domba sehingga gemar membangkitkan peperangan.
“……. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan”. (QS. Al-Maidah: 64)
Rasulullah Tidak Membiarkan Yahudi Tinggal Di Madinah
Sejarah mencatat bahwa selama 2,5 tahun masa tinggal Rasulullah di Madinah, focus beliau untuk mengeluarkan orang-orang Yahudi dari Madinah karena saking bahayanya sifat Yahudi ini. Dan memang Yahudi yang tinggal di Madinah bukan penduduk asli Madinah. Kemudian ketika islam menguat di Madinah, beliau membuat sebuah kesepakatan yang disebut dengan piagam Madinah. Piagam ini merupakan perjanjian formal antara dirinya dengan golongan Yahudi dan Bani Qoinuqo, Bani Nadhir dan Bani Quraidhah.
Adapun diantara isi Piagam Madinah sebagai berikut:
1) Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
2) Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama kaum muslimin.
3) Kaum Yahudi tetap dengan Agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.
4) Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.
5) Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menghadapi musuh.
6) Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kezhaliman.
7) Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
8) Semua penduduk Madinah di jamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat.
Namun apa yang terjadi? Ketika Madinah diserang dalam perang Ahzab, orang-orang Yahudi berkhianat dan menikam kaum muslimin dari belakang. Sehingga sahabat yang mulia Sa’ad bin Mu’adz menjadi salah satu korban dalam perang Ahzab tersebut.
Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan jika Rasulullah diberikan umur panjang, beliau akan mengeluarkan orang-orang Yahudi dari Jazirah Arab.
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَئِنْ عِشْتُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَأُخْرِجَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى مِنْ جَزِيرَةِ الْعَرَبِ
Dari Umar bin Khaththab Radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Jika aku masih hidup, sungguh -dengan izin Allah- aku akan keluarkan orang-orang Yahudi dan Nashrani dari Jazirah Arab”. [HR. Tirmidzi]
Wallahu Ta’ala A’lam
Copyright 2023, All Rights Reserved
Leave Your Comments