Follow us:

Ribuan Warga Irak Kembali Turun ke Jalan Kecam AS dan Iran

DARUSSALAM.ID, Baghdad – Ribuan warga Irak, Jumat (10/01/2020), melanjutkan demonstrasi mengecam Iran dan Amerika Serikat. Saling serang antara dua Negara itu di negara Irak menimbulkan kekhawatiran negara itu jatuh ke dalam kekacauan lagi.

Para demonstran kembali menghidupkan slogan-slogan anti-pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak 1 Oktober tahun kemarin, Irak dilanda demonstrasi karena krisis ekonomi.

Di pusat Tahrir Square di pusat ibu kota, Baghdad, dan di banyak kota di selatan negara itu, ribuan warga Irak turun ke jalan sembari meneriakkan slogan-slogan mengecam AS dan Iran.

Para demonstran pergi ke lapangan utama di Diwaniya, Nasiriyah, Basra, Najaf, dan Karbala, yang menyaksikan konfrontasi malam hari antara para demonstran dan pasukan keamanan.

Sejak beberapa hari terakhir, para aktivis di media sosial menyerukan gerakan demo lanjutan bertepatan dengan 10/1/2020.

Selama lebih dari tiga bulan, Irak mengecam kelas politik yang berkuasa, yang mereka tuduh korupsi dan kronisme.

Negara ini berada dalam kondisi kelumpuhan politik sejak pengunduran diri pemerintah Adel Abdul Mahdi, dan blok-blok politik masih belum dapat menyetujui figur alternatif bagi perdana menteri meskipun tenggat waktu konstitusi telah berakhir.

Kekerasan dalam demonstrasi di seluruh negeri telah mengakibatkan kematian sekitar 460 orang, yang sebagian besar adalah demonstran, dan lebih dari 25.000 terluka. Para aktivis juga menjadi sasaran kampanye intimidasi, penculikan, dan pembunuhan di beberapa gubernur.

Tetapi saat perhatian beralih ke Irak, yang telah menjadi lebih seperti arena pertempuran antara Washington dan Teheran. Ketegangan dua negara musuh itu sampai pada puncaknya setelah AS membunuh Qassem Soleimani, di Baghdad.

“Kembalinya demonstrasi mencerminkan kepatuhan terhadap tuntutan Revolusi Oktober, dan pembaruan tuntutan rakyat bahwa kelas penguasa mengangkat tangannya dari kemampuan negara,” kata aktivis Haider Kadhim dari Nasiriyah kepada France Press.(Hud/Kiblat.net)

 

Leave Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright 2023, All Rights Reserved