Follow us:

Dua Macam Tertawa Menurut Al-Quran

Tertawa biasanya bentuk ekspresi yang kegembiraan seseorang. Ada banyak sebab mengapa seseorang bisa tertawa mungkin karena bercanda tentang hal-hal lucu. Namun ada juga tertawa karena menertawakan keburukan orang.

Alquran telah membahas tentang tertawa. Dalam buku “Tertawa Ala Nabi” karya Nasir bin Muhammad bin Ibrahim as-Samarqandi, Usman bin Hasan asy-Syakir menyebutkan bahwa di dalam Alquran terdapat 10 ayat tentang tertawa yang dibagi menjadi dua bagian. 

Bagian pertama menerangkan tentang tertawanya manusia di dunia. Tertawa jenis ini  kebanyakan tertuju kepada orang-orang yang celaka di dunia. 

Bagian kedua adalah tertawanya manusia di akhirat dan berisi kemenangan yang diperoleh oleh mukmin di akhirat nanti. Apa yang dimaksud dengan tertawanya orang yang celaka di dunia? Surat an-Najm ayat 57-62 berbunyi,

اَزِفَتِ الْاٰزِفَةُ ۚ. لَيْسَ لَهَا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ كَاشِفَةٌ ۗ.اَفَمِنْ هٰذَا.الْحَدِيْثِ تَعْجَبُوْنَۙ.وَتَضْحَكُوْنَ وَلَا تَبْكُوْنَۙ.وَاَنْتُمْ سٰمِدُوْنَ.فَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ وَاعْبُدُوْا

Azifatil-āzifah(tu). Laisa lahā min dūnillāhi kāsyifah(tun). Afamin hāżal-ḥadīṡi ta‘jabūn(a). Wa taḍḥakūna wa lā tabkūn(a).Wa antum sāmidūn(a). Fasjudū lillāhi wa‘budū.

“(Hari Kiamat) yang dekat makin mendekat. Tidak ada yang akan dapat mengungkapkan (terjadinya hari itu) selain Allah. Maka, apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Kamu mentertawakan dan tidak menangisi(-nya),sedangkan kamu lengah (darinya). Bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).”

Ayat tersebut menunjukkan bahwa kiamat akan datang. Maka dari itu hendaknya sebagai umat beriman mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat tersebut, jangan seperti orang-orang kafir.

Ayat ini juga menunjukkan bagi orang yang celaka akan biasa-biasa saja mendengar berita datangnya hari kiamat.

Mungkin mereka tidak kenal dengan adanya hari pembalasan terhadap perbuatan. Ayat lainnya terdapat dalam Surat at-Taubah ayat 82:

فَلْيَضْحَكُوْا قَلِيْلًا وَّلْيَبْكُوْا كَثِيْرًاۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Falyaḍḥakū qalīlaw walyabkū kaṡīrā(n), jazā’am bimā kānū yaksibūn(a).

“Maka, biarkanlah mereka tertawa sedikit (di dunia) dan menangis yang banyak (di akhirat) sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat.”

Tertawa merupakan siratan kesenangan, sedangkan perbuatan dosa adalah kelompok-kelompok yang menyenangkan dan menggembirakan.

Maka banyak tertawa merupakan suatu tanda adanya banyak kegembiraan di dunia ini. Karena banyaknya kegembiraan di dunia ini maka Allah akan mengancam dengan siksa yang membuat mereka menangis di akhirat.

Kemudian ada pula ayat yang menunjukkan orang ahli dosa yang suka menertawakan orang-orang mukmin. Mereka gembira dan bangga penertawaan itu disampaikan kepada teman-temannya. Ayat tersebut yakni pada Surat al-Mutaffifin ayat 29-32:

اِنَّ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يَضْحَكُوْنَۖ. وَاِذَا مَرُّوْا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَۖ. وَاِذَا انْقَلَبُوْٓا اِلٰٓى اَهْلِهِمُ انْقَلَبُوْا فَكِهِيْنَۖ. وَاِذَا رَاَوْهُمْ قَالُوْٓا اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَضَاۤلُّوْنَۙ

Innal-lażīna ajramū kānū minal-lażīna āmanū yaḍḥakūn(a). Wa iżā marrū bihim yatagāmazūn(a). Wa iżanqalabū ilā ahlihimunqalabū fakihīn(a). Wa iżā ra’auhum qālū inna hā’ulā’i laḍāllūn(a).

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu selalu mentertawakan orang-orang yang beriman. Apabila mereka (orang-orang yang beriman) melintas di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria (dan sombong). Apabila melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan, “Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat.” (UYR/Republika)

Share This:

Leave Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright 2023, All Rights Reserved