Follow us:

Mengakui Dosa Ternyata Mulia

Yang membuat seorang terhina, terutama bukanlah kesalahannya, melainkan ketaksediaanya untuk mengaku keliru, memohon ampun, dan memperbaiki keadaan. Itulah mengapa pengakuan kesalahan justru diabadikan Al Quran sebagai doa terindah.

Dosa bisa bermakna dan berharga, jika menuntun pada taubat dan kedekatan denganNya. Ketaatan bisa berbahaya, jika menyusupkan angkuh dalam dada. Adam bermaksiat lalu bertaubat, dan Allah mengampuninya. Iblis beribadah lalu tinggi hati, maka Allah mengutuk ia selamanya.

Dosa, pada suatu makna adalah tanda cinta Allah untuk memanggil kita kembali padaNya.

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

“Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, seandainya kalian tidak pernah berbuat dosa, niscaya Allah akan mengganti kalian dengan mendatangkan suatu kaum yang kemudian kaum tersebut berbuat dosa, kemudian mereka meminta ampun kepada Allah, dan Allah akan mengampuni mereka” (HR. Muslim)

Mengakui dosa melahirkan kerendahan hati. Ia juga mengajari kita untuk tidak membantu syaitan, ketika saudara kita jatuh dalam dosa. “Jangan menjadi pembantu syaithan bagi saudaramu”, demikian Nabi  ﷺ bersabda pula. Bagaimanakah itu? “Yaitu ketika dia jatuh ke dalam dosa lalu kalian membuatnya putus asa dari rahmat Allah.” Maka pada pendosa yang niat taubatnya mengintip malu, beri tepukan semangat di bahu. Bisikkan, “Ayo saudaraku, keshalihanmu dirindu!”

Dosa meninggalkan tanda. Orang beriman dan berhati jernih mungkin merasakannya hingga kadang hubungan kita dengan mereka ikut terluka. Dosa membuka pintu untuk terjadinya dosa lain. Setiap dosa melahirkan kebas hati yang membuat rasa bersalah makin tipis. Dosa mengungkung nurani hingga membuat kita kadang salah menafsir suara hati. Dosa menghalangi jalur rizqi seperti kerak lemak menghalangi aliran darah. Istighfar dan air mata yang akan mengikisnya.

Akhirnya; “Jika masih terasa gelap dalam dada ketika kau berdosa”, ujar Al Imam Ibn Al Jauzi, “Maka berbahagialah. Itu tandanya masih ada cahaya di sana.”

Iya. Sebab yang paling berbahaya adalah putus asa dari rahmatNya..

Oleh: Ustadz Salim A Fillah

(hud darussalam.id)

Leave Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright 2023, All Rights Reserved