Follow us:

Tebarkan Dakwah kepada Semua

Oleh:Ustadz  Dr Attabik Lutfi, MA

Awalnya Rasulullah ﷺ  berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada orang-orang terdekatnya. Strategi ini tentu karena kondisi ketika itu memang tak memungkinkan untuk berdakwah secara terang-terangan. Sebagian besar ulama telah bersepakat bahwa apabila kaum Muslim berada pada posisi lemah (minoritas), maka keselamatan jiwa menjadi penting untuk diprioritaskan.

Namun bukan berarti dakwah berhenti karena kondisi kita lemah. Faktanya, Rasulullah ﷺ  tetap berdakwah dalam keadaan seperti itu. Bahkan, masa berdakwah secara sembunyi-sembunyi ini telah mengantarkan sekitar 67 orang memeluk Islam (ada pula yang menyebut 50 orang).

Yang menarik, dari 67 orang ini, hanya 13 orang saja yang berasal dari kalangan fakir miskin, budak, hamba sahaya, dan orang-orang non Arab (Dr Buthi, Fiqh As-Sirah). Jadi, dakwah Rasulullah ﷺ  di awal Islam, meskipun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, justru banyak menyasar golongan menengah ke atas.

Setelah cukup lama berdakwah secara sembunyi, turunlah Surat Asy Syu’ara [26] ayat 214, “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.”  Ayat ini adalah isyarat bahwa Rasulullah ﷺ  sudah harus berdakwah secara terbuka meskipun masih kepada para kerabatnya sendiri.

Setelah ayat ini turun, Rasulullah ﷺ  segera mengumpulkan keluarga beliau dalam sebuah  pertemuan. Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa  jumlah kerabat yang berkumpul ketika itu sekitar 30 orang.

Rasulullah ﷺ , dalam pertemuan tersebut, berkata, “Wahai keturunan Abdul Muthalib! Demi Allah, aku tidak menemukan pemuda Arab yang membawa kepada kaumnya sesuatu yang lebih baik dari apa yang aku bawa sekarang ini. Aku telah datang kepada kalian dengan membawa sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan dunia dan akhirat sekaligus,” (Riwayat Ibnu Ishaq) 

Dalam kisah yang lain, sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ  juga mengumpulkan kerabatnya di Bukit Shafa. Lalu, beliau berseru dengan suara keras kepada para kerabatnya. “Apakah kalian mempercayaiku bila aku khabarkan kepada kalian bahwa seekor unta akan keluar dari kaki gunung ini?”

Para kerabatnya menjawab, “Kami tidak pernah mendapatkan kebohongan darimu sebelumnya.”

Lalu Rasulullah ﷺ  bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya aku mengingatkan kalian akan adanya siksa yang sangat pedih.”

Setelah beberapa lama Rasulullah ﷺ  berdakwah secara terbuka kepada para kerabatnya –dan mendapat perlawanan keras dari sebagian mereka—Rasulullah ﷺ  mulai berdakwah secara terang-terangan kepada masyarakat luas.

Menurut Dr Mahdi Rizqullah Ahmad dalam bukunya As Sirah an-Nabawiyyah fi Dhau’i al-Mashadiral-Ashliyyah: Dirasah Tahliliyyah, dakwah secara terang-terangan dilakukan Rasulullah ﷺ  terutama setelah turunnya Surat al-Hijr [15] ayat 94. “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”

Demikianlah, Islam terus berkembang, terutama setelah kaum Muslim hijrah ke Madinah. Bahkan Rasulullah ﷺ  juga berkirim surat kepada para penguasa negeri kafir di sekitarnya untuk memeluk Islam. Salah satu surat Rasulullah ﷺ  yang terkenal ditujukan kepada Heraclius, penguasa Romawi.

Bismillahi Rrahmani Rahim. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya untuk Heraclius, penguasa RomawiKeselamatan bagi siapa yang mengikuti petunjuk.  Aku mengajakmu dengan seruan Islam; masuk Islamlah engkau, maka engkau akan selamat. Allah akan memberi pahala kepadamu dua kali. Namun jika engkau berpaling, maka engkau akan menanggung dosa rakyatmu

Apa yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ  ini, berdakwah dari orang-orang terdekat hingga berkirim surat kepada para penguasa negeri lain, selayaknya juga kita lakukan semampu yang kita bisa. Terlebih dengan kemajuan teknologi saat ini, sarana untuk mengajak orang kepada Islam begitu mudah. Jauh lebih efektif dan efisien. Tak ada lagi alasan untuk diam. Wallahu a’lam.

Leave Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright 2023, All Rights Reserved