Ketua MUI Kecam Dugaan Larangan Hijab di RS Medistra
Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersuara keras terkait dengan dugaan pembatasan penggunaan hijab di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, setelah viralnya surat protes dari Dr. dr. Diani Kartini, SpB Subsp. Onk (K), di media sosial.
Ketua MUI bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH Muhammad Cholil Nafis mengungkapkan rasa geram melalui media sosial X @cholilnafis. Menurut Wakil Rois Syuriah PBNU ini mengatakan Indonesia yang sudah merdeka 79 tahun harusnya sudah ada jaminan kebebasan beragama.
“Tdk boleh terjadi di negeri kita yg sdh merdeka dan dijamin utk kebebasan menjalankan ajaran agamanya. Yg begini harus diusut krn sdh melanggar kebebasan beragama, “ tulis di akun X @cholilnafis, Ahad (1 September 2024).
Alumni Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur ini bahkan mengusulkan institusi dan rumah sakit yang masih melakukan tindakan islamofobia sebaiknya ditutup.
“Rumah sakit yang masih phobia hijab begini baiknya tak usah buka di Indonesia krn kita sdh merdeka dan dijamin kebebasan utk menjalankan ajaran agamanya masing2. Tlg pihak berwenang agar kasus di RS itu diusut ya agar tak menjadi preseden buruk,” ‘kutip Cholil Nafis.
Dugaan pelarangan penggunaan hijab itu, diungkap seorang dokter atas nama Diani Kartini. Tertanggal 29 Agustus 2024, Diani Kartini melayangkan surat protes kepada manajemen RS Medistra terkait hal itu.
Dikutip dari surat yang beredar di media sosial, Diani Kartini mempertanyakan apakah ada standar ganda cara perpakaian untuk perawat, Dokter umum, Dokter Spesialis dan Subspesialis di RS Medistra.
Pertanyaan itu, dilontarkan Diani Kartika pasca asisten dan kerabatnya yang kebetulan mengenakan hijab mendaftar sebagai dokter umum di RS Medistra.
“Saya ingin menanyakan terkait pesyaratan cara berpakaian di RS Medistra. Beberapa waktu lalu, asisten saya dan juga kemarin kerabat saya mendaftar sebagai Dokter umum di RS Medistra. Kebetulan keduanya menggunakan hijab.”
Diani membenarkan surat tersebut memang dia tulis dan telah serahkan salinan halusnya (soft copy) kepada RS Medistra. “Memang benar itu tulisan keberatan saya ke manajemen Medistra,” kata dia, Ahad (1 September 2024).
Surat tersebut, ditulis dengan harapan pihak rumah sakit tersebut lebih membuka terkait dengan persoalan hijab untuk perawat dan dokter. Menyikapi kasus ini, dr Diani bersikap keras dan langsung memutuskan keluar sambil menyerahkan surat protesnya ke pihak Direksi Medistra.
“Dan saya juga langsung keluar tidak bekerja di Medistra lagi setelah peristiwa itu, tepatnya kemarin, Sabtu 31 Agustus 2024,” ujar dia. (UYR/Hidcom)
Copyright 2023, All Rights Reserved
Leave Your Comments