Ketum MUI: Mubaligh Harus Jadi Teladan Berantas Kemungkaran
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Iskandar, menyatakan pentingnya peran mubaligh sebagai teladan dalam menyampaikan dakwah yang damai, edukatif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Kiai Anwar menjelaskan bahwa dakwah merupakan kewajiban yang bersifat fardhu kifayah. Dalam hal ini, dia mengutip perintah Allah SWT dalam Alquran,
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS an-Nahl 125).
Dia menyebut ayat ini menjadi pedoman bagi para dai untuk menyampaikan ajaran Islam dengan bijaksana dan tutur kata yang baik.
“Kalau seorang mubaligh meninggal dalam menjalankan dakwah, maka ia mati syahid, karena sedang berjihad menegakkan syiar agama Allah,” ungkap Kiai Anwar dalam sambutannya pada acara Wisuda Akbar Dai Standarisasi di Jakarta, Sabtu (30 November 2024).
Dia juga menekankan bahwa dakwah tidak boleh merusak budaya atau tradisi masyarakat yang sudah ada. Sebaliknya, Islam harus memberikan warna Islami yang membawa keberkahan. Menurutnya, Islam hadir untuk memperbaiki, bukan menghancurkan peradaban yang telah ada.
“Dakwah harus damai, tidak boleh menggunakan caci maki atau menimbulkan kegaduhan. Islam mengajarkan kita untuk menyampaikan kebenaran dengan bijaksana, menghormati perbedaan, dan menjaga persatuan,” imbuhnya.
Kiai Anwar juga mengingatkan tantangan dakwah di era digital. Ia mendorong para dai untuk memanfaatkan media digital dalam menyampaikan ajaran Islam, sembari memperhatikan relevansi dakwah terhadap kondisi masyarakat.
“Dakwah itu tidak statis. Hari ini, para dai harus mampu memberikan edukasi kepada masyarakat,” jelasnya.
Terkait isu-isu besar yang dihadapi Indonesia, seperti judi online, korupsi, dan narkoba, Kiai Anwar menyatakan dukungan penuh terhadap langkah pemerintah, khususnya Menteri Komunikasi dan Digital dalam memberantas kemungkaran tersebut.
“Rasulullah menganjurkan agar kemungkaran diberantas dengan kekuasaan. Jika tidak mampu, maka dengan lisan, dan jika itu pun tidak bisa, dengan hati yang menolak kemungkaran,” ujarnya.
Kiai Anwar berharap, para mubaligh yang telah menjalani standardisasi ini dapat menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kebenaran, memberantas kemungkaran, dan menciptakan masyarakat yang damai serta sejahtera.
“Mubaligh yang baik diharapkan menjadi percontohan di Indonesia,” ujar dia. (UYR/MUI)
Copyright 2023, All Rights Reserved
Leave Your Comments