Membangun Masjid, Membangun Rumah di Surga
الحمد لله رب العالمين، نحمده ونستعينه ونستهديه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا. من يهد الله فهو المهتدي، ومن يضلل فلن تجد له وليا مرشدا. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
اللهم صل وسلم على سيدنا ونبينا ومولانا محمد وعلى آله وصحبه ومن اتبعه بإحسان، وسار على نهجه، ودعا بدعوته ، وجاهد في سبيله حق جهاده.
أما بعد، فقال سبحانه في محكم كتابه:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
وقال:
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Hadirin, jamaah Jumat yang Allah muliakan.
Mari kita bersyukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat, karunia yang Dia berikan kepada kita. Berbagai jenis karunia, terkhusus karunia Iman, Islam, dan karunia berupa terpilihnya kita menjadi orang-orang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dengan iman inilah kita punya harapan masa depan yang sesungguhnya. Allah Ta’ala telah berfirman,
وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ ۖ إِن تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS. An-Nisâ` [4]: 104).
Maksudnya, janganlah kalian merasa rendah diri di hadapan kaum yang lain yang boleh jadi saat ini lebih gemerlap dari sisi keduniaan. Jika kalian merasa sakit, lelah dan capek memegang teguh kebenaran, ingat mereka juga mempunyai perasaan capek dan lelah yang sama sebagaimana kalian rasakan. Perbedaannya adalah ada pada harapan hakiki yakni kalian punya harapan selamat di surga, kalian mempunyai harapan mendapat ridha Allah. Sebuah harapan yang mereka tidak bisa pernah mengharapakannya, karena mereka tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Shalawat dan salam mari kita aturkan kepada junjungan alam, suri teladan kita semua, nabi terakhir, nabi akhir zaman, Nabi besar Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, beserta keluarga, handai tolan dan pengikut setianya sampai akhir zaman, dengan sebuah harapan mudah-mudahan kita semua termasuk pengikut-pengikut setia Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Hadirin yang Allah muliakan.
Di antara bangunan yang ada di bumi ini, ada bangunan yang paling mulia, yaitu masjid. Jika bangunan yang ada disandarkan sebagai milik seseorang, milik hamba Allah, ini gedung si Fulan, ini rumah si Fulan, ini istana si Fulan, tetapi masjid disandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Masjid adalah baitun min buyutillah (rumah di antara rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala). Oleh karena itulah, kaum muslimin harus punya cita-cita menyiapkan rumah Allah untuk tempat beribadah yang paling utama kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di berbagai tempat.
Jangan sampai ketika kaum muslimin masuk masjid, masjidnya tidak bisa menampung.
Oleh karena itulah, seiring sejalan dengan pertambahan populasi manusia, seiring sejalan dengan pertambahan jumlah kaum muslimin yang terjadi setiap hari, maka masjid pun harus bertambah.
Hadirin yang Allah muliakan.
Umat ini akan sampai pada takdirnya. Takdir umat ini adalah pada masa-masa depan -yang pasti akan terjadi- akan menjadi umat mayoritas.
Hari ini, kita belum mayoritas, masih berjumlah 23% di antara penghuni bumi ini. Tetapi, Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui lisan rasul-Nya menjanjikan kepada kita bahwa umat ini akan menjadi umat yang mayoritas.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الدِّينُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ
“Agama Islam ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang.” (HR. Muslim).
Agama ini akan sampai ke berbagai pelosok dunia yang mana di sana terjadi peristiwa siang dan malam. Sepanjang di bulatan bumi ini ada peristiwa siang dan malam maka di situ akan hadir Islam dan kaum muslimin.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda,
إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِىَ الأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِى سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِىَ لِى مِنْهَا
“Sesungguhnya Allah membentangkan bumi untukku, maka aku melihat bagian timur dan baratnya, dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan sampai pada wilayah yang dibentangkan untukku itu.” (HR. Muslim)
Itulah bisyarah (kabar gembira) yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Apabila berita-berita yang ada di dunia ini terkena hoaks, boleh jadi bohong, boleh jadi ditambah dan dikurangi, tapi berita dari Allah tidak hoaks. Berita dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga tidak mungkin hoaks.
Oleh karena itulah, kita sangat yakin bahwa Islam dan kaum muslimin akan sampai ke seluruh belahan bumi yang mana di sana ada peristiwa siang dan malam, baik di sebelah barat maupun timur termasuk sebelah selatan dan utara bumi. Itulah janji Allah kepada kita semua.
Dengan demikian, kita harus terus bergerak, berdakwah, dan menyampaikan Islam ini kepada berbagai pihak agar masyarakat memegang teguh Islam, Al-Qur`an dan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam karena inilah jalan kehidupan dan jalan keselamatan.
Tidak ada keselamatan tanpa Islam. Tidak ada agama yang bisa membawa keselmatan dunia dan akhirat kecuali Islam. Itulah keyakinan kita yang tidak boleh diintervensi. Toleransi ada pada pada selain keyakinan. Toleransi tidak boleh masuk pada urusan keyakinan.
Islam adalah agama yang benar. Islam adalah satu-satunya agama yang Allah ridhai seperti disebutkan dalam Al-Qur`an.
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.” (QS. Âli ‘Imrân [3]: 19).
Ini semua adalah kabar gembira dari Allah dan Rasul-Nya. Pada saat yang bersamaan kita bisa melihat Islam semakin banyak di wilayah Eropa Timur begitu juga dengan Amerika. Setiap hari ada masyarakat baru yang memeluk agama Islam.
Hadirin sekalian.
Kanselir Jerman mengatakan, tampaknya pada dekade-dekade yang akan datang negara Eropa yang menjadi mayoritas Islam adalah Jerman. Itulah salah satu kesaksian seorang manusia tentang agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kita harus mempersiapkan segala konsekuensi logis terhadap kondisi ini. Semakin hari, jumlah kaum muslimin semakin banyak dan kesadaran berislam semakin merebak.
Di masa-sama lalu kita melihat jamaah yang mengikut shalat Subuh hanya satu atau dua baris. Hari-hari ini kita melihat lebih banyak dari jumlah tersebut. Sudah banyak masjid-masjid yang pelaksanaan shalat Subuhnya seperti shalat Jumat.
Di samping itu, pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan, banyak kaum muslimin yang ikut beriktikaf dan menginap di masjid untuk beribadah secara total kepada Allah Ta’ala.
Hadirin yang berbahagia
Salah satu sarana dan prasarana yang mesti kita penuhi untuk memudahkan ubudiah adalah masjid. Masjid ini adalah rumah Allah, tentu tugas untuk membagunnya ada di pundak kita semua.
Membangun masjid sama dengan pahala membangun istana di surga. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang membangun masjid, maka Allah akan bangunkan untuknya bangunan yang sama di surga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan,
بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْنًا فِي الْجَنَّةِ
“Maka Allah akan bangunkan untuknya rumah di surga.”
Kata bait bisa diartikan rumah, istana, atau tempat yang nyaman di surga. Yang dimaksud di sini adalah satu orang. Para ulama ahli hadits menyebutkan bahwa meskipun bentuk bentuk kalimatnya adalah satu orang, namun di semua belahan bumi masjid dibangun secara bersama-sama.
Sehingga, siapa saja yang membangun secara bersama-sama, maka masing-masing orang akan mendapatkan pahala berupa rumah di surga. Demikianlah tafsir hadits tersebut jika disesuaikan dengan kondisi sekarang.
Pada masa-masa kekhalifahan, tidak heran jika ada seorang yang dermawan membangun masjid sendirian berapa pun biayanya. Pada masa sekarang, sangat jarang masjid oleh satu orang.
Melihat hal tersebut, tidak mustahil bagi kita untuk membangun masjid bersama-sama. Di dalam kawasan yang kita huni pada saat ini, masjid yang sudah megah seperti ini masih terasa kecil dibandingkan dengan jumlah jamaah yang akan memadati masjid ini.
Oleh karena itu, sangat wajar jika kita semuanya berusaha, berniat, berazam dengan sekuat tenaga untuk memperluas masjid ini sehingga bisa menampung semua jamaah dalam rangka membangun ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Perlu diingat, masjid merupakan tempat paling ideal untuk membangun generasi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
“Sungguh, mesjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. At-Taubah [9]: 108)
Kata تقوم taqumu (berdiri) di dalam ayat di atas maksudnya adalah melaksanakan shalat karena shalat sering diidentikkan dengan lamanya berdiri khususnya di shalat-shalat sunnah yang bacannya panjang seperti shalat tahajud dan lainnya.
Di masjid itu ada generasi yang ideal, biasa menyucikan diri, bermoral, dan profesional. Itulah orang-orang yang hadir di masjid. Jadi, Al-Qur`an menyatakan bahwa generasi terbaik adalah generasi yang bisa mengumpulkan moralitas dalam dirinya sekaligus profesionalisnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, masjid menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat muslim.
Marilah kita pertanggungjawabkan secara bersama-sama dengan berinfak guna menghadirkan masjid yang baik dan mencukupi kebutuhan jamaah.
Seperti kita ketahui, pahala membangun masjid sudah jelas. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada kita bahwa akan dibangunkan rumah di surga bagi yang membangun masjid.
Ini merupakan dari infak yang Allah lipat gandakan. Pada awal khutbah saya bacakan sebuah ayat yang berbunyi,
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]:261).
Ayat ini juga mencakup orang yang berinfak di jalan Allah untuk membangun masjid. Itulah balasan Allah kepada orang yang mengeluarkan infak.
Sungguh infak itu tidak pernah mengurangi harta. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah tidak akan pernah mengurangi harta (sedikit pun).” (HR. Muslim).
Sedekah tidak pernah mengurangi harta, melainkan menambah harta.
Di antara fungsi zakat dan infak bagi masyarakat adalah: Pertama, membersihkan harta kita. Kedua, menambah dan melipatgandakan harta.
Pada saat harta diinfakkan, ia tidak akan berkurang, tapi akan dilipatgandakan oleh Allah, minimal 10 kali lipat, maksimal 700 kali lipat. Bahkan, dalam sebuah hadits lebih dari 700 kali lipat. Hal tersebut sangat mungkin Allah berikan kepada orang-orang yang ikhlas berinfak di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah infak di jalan Allah.
Hadirin sekalian.
Oleh karena itu marilah kita berifak sebagai berikut infak adalah karakter muslim bukan karakter orang kaya. Status kaya dan miskin membedakan besar dan kecilnya infak seseorang. Orang miskin mengeluarkan infak dalam jumlah kecil sedangkan orang kaya mengeluarkan infak dalam jumlah besar.
Infak adalah karakter orang yang beriman kepada Allah Ta’ala dengan cara apapun, baik dengan harta, tenaga, atau ilmu pengetahuan. Intinya adalah berinfak di jalan Allah untuk kepentingan masa Islam dan kaum muslimin.
Hadirin sekalian.
Mudah-mudahan kita semua memiliki harta yang diberkahi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk berinfak. Semoga Allah melipatgandakan harta kita karena senantiasa berinfak.
Dengan berinfak semoga kita bisa meratakan kesejahteraan bagi masyarakat. Itulah fungsi infak. Marilah bersama-sama kita menginfakkan harta kita untuk membangun masjid sehingga sisa harta kita akan dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga Allah membangunkan rumah-rumah mewah di surga kelak.
أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah kedua
الحمد لله حق حمده، نحمده ونستعينه ونستهديه. ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا.
من يهد الله فلا مضل لله، ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
اللهم صل وسلم على سيدنا ونبينا ومولانا محمد وعلى آله وصحبه ومن اتبعه بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
Hadirin sidang Jumat yang Allah muliakan
Marilah pada khutbah yang kedua ini kita menengadahkan tangan seraya menundukkan jiwa raga kita, berdoa dan meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga kita ditakdirkan Allah menjadi orang-orang yang terus menerus memegang teguh iman kita kepada-Nya sampai hari Kiamat tiba dan sampai kita masuk surga.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan kita orang-orang yang bertakwa kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita sebagai penghuni surganya. Semoga Allah memudahkan urusan kita di masa depan dan urusan umat kita secara menyeluruh.
Kita berdoa mudah-mudahan umat kita yang menghadapi kezaliman dari berbagai pihak khususnya umat kita di Palestina, Uighur dan berbagai tempat agar segera mendapatkan pencerahan, kesabaran, dan pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mari kita gerakkan seluruh daya dan upaya kita untuk membela orang-orang yang terzalimi di antara kita, baik bagi orang-orang sesama muslim atau orang-orang yang tidak beriman. Kita wajib membela agar mereka semua tidak terzalimi.
Pada khutbah yang kedua ini marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk kebaikan yang kita inginkan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، اَلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئ ُمَزِيْدَهُ، يَارَبَّـنَا لَكَ الحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُـلْطَانِك.
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَـيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَـيِّدِنا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَـيِّدِنا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَـيِّدِنا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
ربنا إنا نسألك رضاك والجنة ونعوذ بك من سخطك والنار.
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك وعلى طاعتك. اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك وعلى طاعتك. اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك وعلى طاعتك.
اَللَّهُمَّ أعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ. اللهم إنا نسألك رضاك والجنة ونعوذ بك من سخطك والنار.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى، وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ، وَالْغنَى.
اللَّهمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَنَسْأَلُكَ حُبَّ نَبِيِّكَ، وَنَسْأَلُكَ حُبَّ حُبَّ مَنْ أَحَبَّكَ، وَنَسْأَلُكَ حُبَّ عمل يقربنا إلى حبك. يا رب العالمين.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارً. وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ.
اَللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذِهِ الْقُلُوْبَ , قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَي مَحَبَّتِكَ ،وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ، وَتَوَحَّدَتْ عَلَى دَعْوَتِكَ، وَتَعَاهَدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيْعَتِكَ، فَوَثِّقِ اللَّهُمَّ رَابِطَتَهَا، وَأَدِمْ وُدَّهَا، وَاهْدِهَا سُبُلَهَا، وَامْلَأَهَا بِنُوْرِكَ الَّذِيْ لاَ يَخْبُوْا، وَاشْرَحْ صُدُوْرَهَا بِفَيْضِ الْإِيْمَانِ بِكَ، وَجَمِيْلِ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ، وَاَحْيِهَا بِمَعْرِفَتِكَ، وَأَمِتْهَا عَلَى الشَّهَادَةِ فِيْ سَبِيْلِكَ، إِنَّكَ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.
Disarikan dari khutbah Ustadz Dr. Ahmad Heryawan, Lc, M.Si.
Copyright 2023, All Rights Reserved
Leave Your Comments